Kata dan Frase Bahasa dalam Buku

Posted on 14 Februari 2007. Filed under: Bahasaku-Bahasamu |

Ketika menerbitkan buku ternyata ada persyaratan tertentu. Maksudnya, sebelum buku jadi diterbitkan, persyaratannya ada dua. Pertama, adanya perencanaan jangka pendek. Kedua, adanya perencanaan jangka panjang. Dalam model perencanaan, kedua persyaratan itu tampak kabur karena bidang kegiatannya saling berkaitan. Persyaratan jangka pendek, misalnya waktu menyusun buku, diasumsikan bukunya sejenis buku referensi semacam buku pelengkap atau buku penunjang. Dalam persyaratan jangka panjang, pembuatan bukunya memerlukan waktu setahun sampai dua tahun. Apalagi jika belum secara resmi disahkan pembuatan bukunya itu bisa lebih lama lagi. Perencanaan yang lama akan berpengaruh bagi tim penerbit yang terlibat di dalam penyelesaian. Buku 70 tahun tokoh tertentu, saya ambil sebagai contoh..

Upaya melibatkan setiap orang dalam penerbitan buku, antara lain dapat dilakukan jika disertai dengan konsep produk buku yang bisa dilaksanakan. Tanpa konsep produk dapat saya ibaratkan seperti orang yang berjalan tanpa orientasi, tanpa kompas. Tujuannya, hanya sampai di suatu tempat tertentu. Namun, bagaimana cara mencapai ke arah mana yang hendak dituju tidak cukup jelas petunjuknya. Jika demikian yang terjadi, ketidakjelasan berakibat fatal. Oleh karena itu, penerbitan buku pun sulit mencapai tujuan. Tujuan penerbitan buku adalah menjangkau pembaca seluas-luasnya. Agar memahami tujuan penulisan buku, diperlukan suatu pedoman penulisan. Jadi, tujuan yang mau dicapai dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Pedoman penulisan dalam proses penerbitan buku disebut gaya selingkung (in-house style). Isi pernyataannya berupa visi, misi, rancangan kerja, sumber daya manusia dan modal, keterampilan profesional, motivasi dan insentif. Tujuan penulisan buku gaya selingkung agar proses penerbitan buku mengalami pengembangan dalam perubahan dan keberhasilan. Tema buku gaya selingkung selalu terletak pada “perubahan demi perbaikan”.

Gaya selingkung sifatnya khas. Hanya berlaku di penerbitan tertentu, misalnya buku gaya penerbit. Isi pernyataannya bermanfaat untuk memandu dan mengingatkan tim penerbit atau tim penulis. Dalam buku ini, selain berisi konsep produk, ada juga soal teknis pelaksanaan penerbitan, seperti spesifikasi produk, pedoman kerja tim penulis, dan pedoman penulisan sesuai dengan disiplin ilmu atau sumber pengalamannya. Materinya dapat diperbaiki terus-menerus. Jika ada info baru dapat ditambahkan ke dalam buku itu. Sifat buku yang luwes jadi mirip kamus ini dibuat sebagai bahan koreksi terus-menerus. Yang terpenting, buku gaya selingkung bukan bermaksud membuat pembatasan bagi tim penulis atau tim penerbit, melainkan buku yang dapat diperbaiki isi pernyataannya terus-menerus karena ada masukan dari pembacanya. Ada proses komunikasi dalam penerbitan. Hal itu sesuai dengan sifat ilmu atau mata pelajaran atau sumber pengalamannya.

Pekerjaan dalam penerbitan buku adalah pekerjaan untuk menyebarluaskan ilmu. Pekerjaan intelektual. Ilmu yang ada di dalamnya harus siap untuk diperbaiki. Ketika pembaca mengajukan kritik atas isi bukunya, kritikan itu dapat dipenuhi dengan mengadakan perbaikan pada waktu buku dicetak lagi. Begitu itulah seterusnya sehingga terjadi proses komunikasi yang baik antara penerbit dan penulis, antara penulis dan pembaca, antara pembaca dan penerbit. Pokoknya, ada lingkaran positif atas komunikasi yang berproses terus-menerus. Nah, buku gaya selingkung yang disusun dengan baik dapat menghindari pemborosan dalam biaya, tenaga, dan waktu bagi tim redaksi atau tim penerbitannya.

Pada tulisan berikut ini, saya sampaikan kata dan frase bahasa (Indonesia) dalam buku, yang termasuk juga dalam bahasa pers dalam arti yang seluas-luasnya.

Tanda koma pada awal kalimat

A

• Agaknya, … • Akan tetapi, … • Akhirnya, … • Akibatnya, … • Artinya, …

B

• Biarpun begitu, … • Biarpun demikian, … • Berkaitan dengan hal itu, …

D

• Dalam hal ini, … • Dalam hubungan ini, … • Dalam konteks ini, … • Dengan kata lain, … • Di samping itu, … • Di satu pihak, … • Di pihak lain, … • Di sana, … • Di sini, …

J

• Jadi, … • Jika demikian, …

K

• Kalau begitu, … • Kalau tidak salah, … • Kecuali itu, …

L

• Lalu, … • Lagi pula, …

M

• Masalahnya, … • Meskipun begitu, … • Meskipun demikian, …

N

• Namun, … (Akan tetapi, …)

O

• Oleh karena itu, … • Oleh sebab itu, …

P

• Padahal, … • Pada dasarnya, … • Pada hakikatnya, … • Pada prinsipnya, …

S

• Sebagai kesimpulan, … • Sebaliknya, … • Sebaiknya, … • Sebelumnya, … • Sebenarnya, … • Sebetulnya, … • Sehubungan dengan itu, … • Selain itu, … • Selanjutnya, … • Sementara itu, … • Sesudah itu, … • Setelah itu, … • Sesungguhnya, … • Sungguhpun begitu, … • Sungguhpun demikian, …

T

• Tambahan lagi, … • Tambahan pula, …

U

• Untuk itu, …

W

• Walaupun demikian, …

Kata-kata yang didahului koma

…, namun … …, padahal … …, sedangkan … …, seperti … …, yaitu/yakni …

Kata-kata yang tidak didahului koma

… bahwa … … karena … … maka … … sehingga …

Pilihan kata

a.

• segala • segenap • seluruh • semua

b

• adalah • ialah • yaitu/yakni

c

• dan lain-lain (dll.) • dan sebagainya (dsb.) • dan seterusnya (dst.)

d

• tiap/setiap • masing-masing

e

• jam • pukul

f

• banyaknya • jumlah

Populer —> Tidak populer

Gelandangan -> Tunawisma

Kesimpulan -> Konklusi

Pertentangan -> Kontradiksi

Rasa kecewa -> Frustrasi

Rasa benci -> Antipati

Bukti -> Argumentasi

Izin -> Konsesi

Ukuran -> Format

Bentuk mirip makna berbeda

* acu (mengacu) -> acuh (mengacuhkan)

* asa (putus asa) -> asah (mengasah pisau)

* basa (asam basa) -> basah (kena air)

* dakwa -> dakwah

* gaji -> gajih (lemak)

* mega -> megah

* menjaring (jaring) -> menyaring (saring)

* sah -> syah

* sarat -> syarat

* peri -> perih

* tua -> tuah (bertuah)

Kelaziman

Mati = Meninggal

Tewas = Wafat

Konsistensi

1. Nama geografis

2. Nama diri

Nama geografis

• Costa Rica –> Kosta Rika

• Meksiko –> Mexico City

• Solo –> Sala –> Surakarta

• Swiss –> Swis

• Tokyo –> Tokio

• Ujungpandang –> Ujung Pandang (Makassar)

• Karawang –> Krawang

• Probolinggo –> Purbalingga

• Purwakarta –> Purwokerto

• Cileduk (Tangerang) –> Ciledug (Cirebon)

Nama diri

• Presiden Soeharto • Presiden Suharto

• Yogie S.M. • Yogie S. Memet • Yogie Suardi Memet

• S. Takdir Alisjahbana • S. Takdir Alisyahbana • Sutan Takdir Alisjahbana • Sutan Takdir Alisyahbana

• I Gde Ardika • I Gede Ardhika • I Gede Ardika • I Gde Ardhika

• Chairil Anwar • Khairil Anwar

Pertukaran yang tidak fatal

Baku —> Nonbaku

* istri -> isteri

* jenderal -> jendral

* samudra -> samudera

* sekadar -> sekedar

* silakan -> silahkan

* terampil -> trampil

* waswas -> was-was

* tampaknya -> nampaknya

Pertukaran yang fatal

Bentuk mirip, makna berbeda

* basa -> basah

* gaji -> gajih

* menjaring -> menyaring

* papasan -> pampasan

* penguasa -> pengusaha

* sah -> syah

* sarat -> syarat

* segera -> segara

Makna kata

* mengaji -> mengkaji

* pengajian -> pengkajian

* beruang -> ber-uang

* kemeja hijau -> ke meja hijau

Pilihan kata

Memohon –> mengharap –> meminta

Memeriksa –> menahan –> mengamankan

WTS –> pelacur –> wanita P. –> lonte

Asumsi –> anggapan

Evaluasi –> penilaian

Motivasi –> dorongan

ialah –> adalah

yaitu –> yakni

Penulisan kata sapaan dalam buku pelajaran

1. Taman Kanak-Kanak –> kamu

2. SD –> murid

3. SLTP –> siswa

4. SMU –> Anda

5. Perguruan Tinggi –> nama orang

Make a Comment

Tinggalkan komentar

5 Tanggapan to “Kata dan Frase Bahasa dalam Buku”

RSS Feed for Forum Inovatif Pekerja Media Comments RSS Feed

nice article

tau ga kalo saya suayang banget ama chacha ??????

mantap bangat atuch statement Qm.blh minta contoh kata baku dan nonbaku dalam manajemen informatika

ooom
saya mau nanya.. penertian klausa dan frase..
kirim ke email saya ya om..
ni alamatnya
“”saiful_haris@rocketmail.com

sauara penonton terdenagar riuh


Where's The Comment Form?

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...