Milis Forum Penyunting Terbaru

Posted on 20 April 2007. Filed under: Bahasaku-Bahasamu |

Embrionya saya menerima imel, begini:
Djon,
Sudah selesai dengan kesibukan FBMM di Pacet kemarin? Saya baca laporannya di Kompas hari ini tentang bahasa Indonesia yang sedang “terancam” karena penggunaan kata-kata asing di media massa. Memangnya benar ya?

Djon, kemarin saya ketemu Pak Bambang Kaswanti Purwo di kantornya di Atma Jaya. Saya kira anda sudah “kenal” Pak Bambang Kaswanti karena beliau juga anggota milis Guyub Bahasa ini.

Waktu kami ngobrol, ternyata Pak Bambang punya gagasan yang menarik yaitu ingin membentuk suatu forum untuk ajang tukar pikiran di antara para penyunting. Forum ini berguna sebagai arena pertukaran gagasan sekitar kebahasaan dan hal lain yang berkaitan dengan profesi penyuntingan (misal, pemanfaatan teknologi informasi dalam pekerjaan penyuntingan, dsb.) Beliau bisa menjadi nara sumber dan beliau pun menyediakan ruang rapat di kantornya jika diperlukan tempat untuk pertemuan dan diskusi.

Email ini saya cc-kan ke Pak Bambang Kaswanti. Mungkin Pak Bambang dapat menambahkan informasinya jika kurang lengkap.

Terima kasih,
Gianto Widianto
—–
Balasan imel itu saya tuliskan begini:
Tentang FBMM saya senang dan puas sekarang ada wartawan Kompas yang aktif lagi. Begitu itulah organisasi yang bebas anggotanya. Jadi, ada yang pergi dan ada yang muncul.

Mengenai bahasa Indonesia yang terancam karena penggunaan kata dan istilah asing, saya pikir ini yang lebih tahu mas BK (Bambang Kaswanti). Bagi saya, bahasa Indonesia tidak terancam cuma lantaran kata dan istilah asing. Soal ini juga berkaitan dengan kemauan pengguna menggunakan kata dan istilah yang tepat dan sasaran yang cocok dengan medianya.

Gagasan forum bagi penyunting saya pikir itu sangat baik. Cuma dari Bandung dalam hal ini Mizan dan kelompoknya juga sudah membentuk suatu ikatan. Sebelum kita bentuk ada baiknya kita dengar dan pelajari dahulu sepak terjang organisasi penyunting bentukan kelompok Mizan. Kalau sudah jelas barulah bisa kita putuskan apakah perlu dibentuk organisasi baru atau berafiliasi ke bentukan kelompok Mizan saja. Meski demikian, saya juga membuka diri untuk meninjau sisi lain yang berbeda dengan organisasi penyunting bentukan kelompok Mizan.

Dahulu, Frans Meak Parera membentuk Ikatan Penyunting Indonesia atau Ikapindo. Sampai sekarang Frans Meak Parera bertindak selaku ketua. Belum pernah ada rapat lanjutan setelah Ikapindo diresmikan di Pusat Perbukuan. Meski sampai sekarang saya tetap terdaftar sebagai pengurus dan Ikapindo belum dibubarkan.
—–
Djon, terima kasih atas responsnya.

Sebagai forum, wadah ini saya kira agak berbeda sifatnya dengan organisasi semacam ikatan penyunting. Forum mungkin bisa lebih “cair”, tidak memerlukan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, tetapi cukup bermanfaat untuk tempat pertukaran gagasan dan berbagi pengetahuan. Wadah ini, oleh karena itu, tidak mensyaratkan “kerepotan” suatu organisasi untuk dijalankan dan tidak perlu serta tidak bermaksud bersaing dengan ikatan penyunting atau organisasi lain yang sejenis. Dengan demikian, aktivitas forum ini bisa menjadi penunjang organisasi-organisasi lain.

Salam,
Gianto Widianto
—–
Ya mas Gianto,
kalau demikian isi pernyataannya.
Saya menunggu kabar baik selanjutnya biar tambah kaya lagi seperti apa kegiatan forum penyunting.
—–
Mas Bambang Kaswanti Purwo pun berkomentar:
Kawan sejawat:

Sebetulnya, ketika saya melontarkan gagasan secara lisan ke Sugeng dan Gianto (secara terpisah) itu, sama sekali tidak berpikir ke arah langkah besar: membentuk forum, asosiasi, dengan harus menyusun anggaran dasar terlebih dulu, dsb. Yang saya bayangkan hanyalah membentuk semacam “kelompok diskusi”. Kecil-kecilan saja. Tidak perlu pakai nama apa-apa. Tidak perlu berususan degnan IKAPI atau organisasi yang telah ada yang juga berkaitan dengan penyuntingan. Tidak perlu izin atau lapor ke mana pun. Urusannya hanyalah dengan kelompok kecil yang akan kita bentuk ini saja, dengan mereka yang mau bergabung saja, yaitu mereka yang banyak berurusan dengan penyuntingan naskah dan tertarik untuk secara berkala berkumpul membicarakan persoalan-persoalan kebahasaan (hanya soal kebahasaan saja) yang mereka geluti selama ini: berbagi persoalan dan berusaha mencari pemecahan. Tidak perlu pengurus (ketua, sekretaris, dsb.) segala; ini temu antara sesama kita.

Jadi, yang berkumpul hanya mereka yang memang berminat saja; ini semacam “kelompok studi” saja. Kalau pun nantinya akan menjadi makin besar dan berkembang menjadi semacam asosiasi penyunting, ini bukan yang menjadi minat atau fokus perhatian saat ini.

Apa isi disukusi? Tidak ada penyaji makalah, tidak ada yang terkena beban menyiapkan bahan presentasi yang rapi dan sistematis. Yang dibawa ke diskusi kecil ini hanya koleksi persoalan yang dimiliki masing-masing sejauh ini. Bahan bisa berupa pertanyaan seperti “apa perbedaan antara adalah, ialah, dan merupakan?”, bisa daftar kesalahan yang selalu muncul dan perlu dikoreksi, bisa juga contoh-contoh kalimat yang hingga kini belum jelas bagaimana cara memperbaikinya, bisa juga contoh halaman-halaman dengan berbagai coretan koreksi. Cara kerja kelompok ini lebih “bottom up”, daripada “top down”.

Dengan data persoalan sejauh yang ada (terkumpul) setakat ini, sekiranya saya pas tahu jawabannya, akan saya sampaikan. Kalau saya belum tahu jawbannnya, akan saya katakan saya perlu waktu berpikir dulu.

Diskusi ini jangan sampai terasakan sebagai “beban”, tetapi lebih sebagai “kebutuhan”; karena itu, jangan sampai membebani siapa pun di antara peserta diskusinya. Masing-masing duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Kalau yang datang untuk diskusi hanya empat atau lima orang saja, bisa saja itu tetap berjalan.

Hanya saja, barangkali ada baiknya kalau sebelumnya saya bisa mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penyuntingan atau kertas-kertas bekas hasil koreksian (penyuntingan), dengan coretan-coretan pembetulan, supaya saya bisa mulai memikirkan apa yagn bisa saya sumbangkan pada persoalan penyuntingan.

Tempat di ruang 407, Gedung K2, Lantai 4, Pusat Kajian Bahasa dan Budaya (PKBB), Unika Atma Jaya. Waktunya bisa sambil makan siang, tetapi bawa makan sendiri-sendiri. Bisa beli di kantin Atma Jaya, dekat pintu masuk. Ada empat kantin plus beberapa kios sate, ketoprak, dan yang lain. Kalau datang sebelum pukul 12:00, belum ramai mahasiswa di kantin; tidak perlu antri panjang. Minum air atau teh bisa disediakan oleh PKBB. Laptop dan LCD tersedia di ruang itu. Mereka yang datang tidak ada yang mendapatkan honorarium. Lama pertemuan antara satu sampai dua jam. Hari yang paling baik bagi saya adalah Rabu atau Kamis (kecuali kalau saya ada rapat pada hari itu).

salam sejawat,
bk

ps
barangkali kita perlu membuka milis untuk kelompok ini?
—–
Nah, ketahuan sekarang. Rupanya saya sudah ‘memperluas’ ide Pak Bambang menjadi terlalu rumit. Tetapi saya pun sebenarnya tidak berpikir tentang organisasi dengan anggaran dasar segala Pak. Kumpul-kumpulnya saya setuju.

Kalau perlu milis di Yahoo atau Google, saya bisa bantu buatkan.

Salam,
Gianto Widianto
—–
Akhirnya, milis forum penyunting berhasil dibentuk.
Djon,

Anda sudah menjadi anggota milis “Forum Penyunting” di Yahoo Groups? — forumpenyunting@yahoogroups.com — Saya kemarin menerima pesan dari Yahoo! Messenger bahwa anda sudah menjadi anggota, dan saya cek ternyata di daftar anggota nama anda terdaftar.

Make a Comment

Tinggalkan komentar

7 Tanggapan to “Milis Forum Penyunting Terbaru”

RSS Feed for Forum Inovatif Pekerja Media Comments RSS Feed

Saya tertarik untuk bergabung dengan Forum Penyunting. Bagaimana caranya?

Waaah ada forum penyunting baru. Sepertinya forum seperti inibagus unrtuk mewadahi profesi editor di Indonesia. Setidaknya menambah jaringan kerja dan link serta menguatkan posisi editor di perusahaan. Tolong-tolong kirim kalau ada info terbaru tentang editing, biar kita bisa ikutan.siiiip

Baguss untuk nambah info pengetahuan dan jaringan. Tolong disebarkan ke yang lain. Ok…

terimakasih atas infonya..

mau donk.. hehe..e..e


Where's The Comment Form?

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...