Epos untuk Nanggroe

Perempuan Keumala

Lirik: Genta Keumala

Arr: Iwan Fals

Ketika semua tangan terpaku di dagu

Ragu untuk memulai segala yang baru

Lirih terdengar suara Ibu

Memanggil jiwa untuk maju…

Dari tanahmu hai Aceh…

Lahir perempuan PERKASA

Bukan hanya untuk dikenang

Tapi dia panglima, Laksamana Jaya

Memanggil untuk kembali berjuang

Dia Perempuan Keumala

Alam semesta restui

Lahir jaya, berjiwa baja

Laksamana MALAHAYATI,

Perempuan Kesatria Negeri…

Tinggal kubur kini hening sepi menanti

Langkah-langkah baru tunas pengganti

Hai INONG NANGGROE!!!

Bangkitlah berdiri

Di tanganmu kini jiwa aneuk negeri…

Dinyanyikan dalam:

Konser “HIKAYAT RINDU TIGA MAESTRO”

Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya.

Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam

21 April 2007

“Sebuah bukti perjuangan… MORENK ORGANIZER;

Ahmad Mauladi, Terima kasih banyak.”

Endang Moerdopo mempersembahkan Epos untuk Nanggroe: Perempuan Keumala untuk “Ibuku sebagai persembahanku di hari senjamu” dan Taruli untuk “sebuah inspirasi”. Novel xii + 350 halaman, 14 x 21 sentimeter ini ditulis dalam kurun waktu sekitar dua tahun, sejak bertugas di Nanggroe Aceh Darussalam. Saat itu, perempuan kelahiran Jogjakarta 40 tahun yang lalu itu menjabat sebagai Kepala Pengembangan dan Evaluasi Pusat Pembelajaran Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Inilah novel pertamanya. Meski dunia tulis-menulis bukan dunia yang asing baginya. Ide membuat novel, menurut Endang Moerdopo muncul ketika ia membuat tesis untuk S2 di Universitas Indonesia yang bertema seputar trauma pascabencana di Aceh. Kini perempuan yang juga penari ini menghabiskan banyak waktu sebagai Ketua Jurusan Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta.

Sejumlah tokoh menyampaikan kesaksian, seperti Munawar Rizal Zainal (Walikota Sabang), Arswendo Atmowiloto (Penulis), Prof. Dr. Hj. Kemala Motik Gafur (Rektor Universitas Indonusa Esa Unggul), Fauzan Santa (Rektor Sekolah Menulis DOKARIM, Bandaaceh), dan Semuel Samson (Aneuk Negeri Indonesia). Meutia Farida Hatta-Swasono pun menyampaikan kesaksian seperti yang dituliskan dalam Kata Sambutan berikut ini.

Sambutan

Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan

Dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran para pejuang yang berjuang dengan sepenuh hati. Kita mengenal banyak perjuangan kemerdekaan atau perjuangan mempertahankan tanah tumpah darahnya. Perjuangan kemerdekaan telah terjadi di seluruh pelosok tanah air Indonesia, salah satunya adalah perjuangan di Aceh yang melibatkan banyak pahlawan, baik laki-laki maupun perempuan.

Sayang sekali banyak generasi muda saat ini yang tidak mengetahui dan tidak mengenal para pejuang Indonesia sehingga banyak dari generasi muda yang telah kehilangan semangat juang dan nilai kemerdekaan yang selama ini diperjuangkan dan dipertahankan oleh para pejuang Indonesia. Keadaan ini terjadi karena kurangan informasi dan buku-buku yang menuliskan tentang sejarah perjuangan serta nilai kebangsaan.

Buku ini telah mencerita perjuangan seorang perempuan, yaitu Laksamana Malahayati dari Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Dari buku ini kita dapat mengetahui ternyata ada seorang perempuan Indonesia dari NAD yang telah mampu menjadi Laksamana Laut pertama di Indonesia, bahkan mungkin pertama di dunia. Laksamana Malahayati telah memimpin para perempuan yang senasib dengan dirinya, yaitu pasukan para janda perang yang diberi nama INONG BALEE. Laksamana Malahayati bersama pasukan Inong Balee telah berani melawan Belanda yang bergabung dengan pengkhianat Kerajaan Darud Donya Darussalam, bahkan Laksamana Malahayati berani bertarung satu lawan satu dengan pemimpin pencari rempah dari Belanda, yaitu Cornelis de Houtman, dan memenangkan pertarungan tersebut.

Saya sangat menghargai usaha Saudari Endang Moerdopo yang telah meramu suatau fakta sejarah yang selama ini terpendam menjadi suatu novel sejarah. Ini adalah pilihan yang tepat! Karena minat baca masyarakat Indonesia belum optimal, apalagi kalau harus membaca buku ilmu pengetahuan sejarah. Karena itu, bacaan berbentuk novel yang berisi cerita sejarah yang akurat berdasarkan arsip sejarah yang autentik, mungkin merupakan pilihan yang tepat agar masyarakat mau membacanya.

Buku ini juga mengungkapkan bahwa bila perempuan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dan mengambil keputusan, ternyata mampu memilih untuk berjuang dengan gagah berani tanpa meninggalkan kelembutan hati, kasih sayang, dan naluri seorang perempuan sejati. Laksamana Malahayati telah memilih untuk selalu setia kepada rajanya dan berjuang untuk membela negaranya.

Semoga buku ini dapat membangkitkan inspirasi dan motivasi serta memberi keteladanan bagi para pembaca, terutama para perempuan dan generasi muda Indonesia agar mereka selalu berjuang untuk memberdayakan diri dan meningkatkan rasa kebangsaannya serta membela negara kesatuan Indonesia, sehingga mereka dapat meneruskan perjuangan para pahlawan.

Selamat membaca!

Jakarta, Maret 2008

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan

Republik Indonesia

Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono




Tinggalkan komentar

6 Tanggapan to “Epos untuk Nanggroe”

RSS Feed for Forum Inovatif Pekerja Media Comments RSS Feed

Terima kasih kepada penulis yang dengan talentanya di bidang riset serta kesabarannya dalam menjelajah Nanggroe Aceh hingga menemukan sosok Keumalahayati yang dihadirkannya dalam novel yang monumental ini! Sungguh bukan hal yang mudah untuk memutuskan menulis tentang Aceh bagi seorang yang berasal dari Jogjakarta…

selamat sore bang,
tak sengaja menemukan halaman ini saat sedang mencari para pembaca Novel Perempuan Keumala
jika berkenan silahkan mampir ke rumah maya kami utnuk berbagi

terima kasih

: Selamat sore Mbak. Alhamdulillah pencarian itu mengantar pada laman ini. Moga-moga bermanfaat. (Ups, oh ya kalau cocok waktunya, insya Allah mampirlah.) Sip.

disempatinlah bang, sekalian berbagi pendapat tentang Perempuan Keumala 😉 #maksa

: Iya betul Mbak, membicarakan Perempuan Keumala sungguh menginspirasi bagi masyarakat bangsa dan Negara RI. Karena itu, perlu menggali lebih dalam nilai-nilai inspiratifnya. (Ajakan simpatik yang patut mendapat perhatian!) Siplah.

gabung di fanpagenya ya, kita mau bikin gathering minggu depan. saya sudah kirim message via fb ya 😉


Where's The Comment Form?

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...