Archive for April, 2007

Nugget, Sosis, Kornet, Berbahayakah?

Posted on 30 April 2007. Filed under: Artikel |

Pengantar

Saya berharap F. Rahardi yang semula menuliskan artikel tentang Nugget, Sosis, dan Kornet memberi penjelasan detail via harian Kompas. Harapan ini beralasan mengingat sejak tulisannya muncul di harian nasional ini responsnya bertolak belakang. Saling mengajukan argumen yang sama-sama realistis. Namun, harapan saya pupus sudahlah. Dugaan saya, tak ‘kan pernah ada pemuatan artikel bantahan yang menjelaskan informasi sesungguhnya dan sebenar-benarnya. Apalagi tanpa saya duga, ternyata muncul juga tulisan F. Rahardi pada terbitan Kompas April. Sayang seribu kali sayang, nama boleh sama, isi pernyataan tulisan terbaru jauh kaitannya dengan kehebohan artikel yang kontroversial. Itu artinya, saya tak lagi berharap ada hak jawab atas kontroversi tulisannya. Oleh karena itu, saya sampaikan tulisan bernada memperjelas artikel F. Rahardi dari majalah Ayahbunda (No. 05, 8-12/3), rubrik Gizi yang dianggap “hot news”! Segera saya merespons saat majalah bermoto ”bacaan pasangan muda” berjuluk ”BERBAHAYAKAH? Mengonsumsi Nugget, Sosis, dan Kornet” oleh Profesor Made dimuat pada halaman sampul depan. Simaklah tulisannya berikut ini. 

Hot News!

Aman Makan Nugget, Sosis dan Kornet

Isu ketiga produk tersebut terbuat dari limbah tulang, urat dan sumsum tidaklah benar. Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS, guru besar pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor menuliskan faktanya.

Praktis diolah dan enak rasanya. Tak heran, jika nugget, sosis, dan kornet nyaris selalu tercantum dalam daftar belanja bulanan keluarga Anda. Tapi, akhir-akhir ini berhembus isu, konon ketiga bahan makanan itu dibuat dari limbah berupa tulang keras, tulang rawan, sumsum, urat dan sedikit daging yang masih melekat pada limbah tersebut, benarkah? 

Tidak sepenuhnya benar. Yang pasti, tanpa daging yang baik, kualitas produk akan buruk. Jadi, sekarang tinggal bagaimana kecermatan Anda saat memilih dan membeli ketiga produk olahan daging tersebut. 

Mengapa harus daging? Nugget, sosis, dan kornet dibuat dari bahan dasar berupa daging (sapi atau ayam) yang digiling. Daging tersebut kaya protein yang mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan membentuk emulsi yang baik. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat, di mana zat yang satu dalam keadaan terpisah secara halus atau merata dalam zat yang lain.  

Bahan tambahan yang diperlukan adalah garam dapur, tepung tapioka/terigu, air, lemak, gula dan bumbu. Pada pembuatan kornet dan sosis sering ditambahkan nitrit. Fungsi nitrit adalah menstabilkan warna merah daging, membentuk flavor yang khas, menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan beracun, serta memperlambat terjadinya ketengikan. Jumlah nitrit yang diijinkan tersisa pada produk akhir adalah 50 ppm (mg/kg). 

Isu yang saat ini heboh beredar jelas-jelas tidaklah benar. Mengingat ketiga jenis produk tersebut tergolong produk emulsi, maka kualitas daging yang prima (terutama kadar protein yang tinggi) sangat diperlukan untuk pembentukan emulsi yang baik. Dari emulsi yang baik akan dihasilkan produk yang berpenampakan dan berkualitas baik. Oleh karena itu, tidak semua bagian dari ternak dapat diolah menjadi nugget, sosis, dan kornet. 

Namun, mengingat sulitnya memisahkan daging dari tulang secara manual (biasanya digunakan alat pemisah mekanis), bagian dagingnya, yang disebut mechanical deboning meat (MDM), bisa mengandung sedikit hancuran tulang atau sumsum. Jadi, bahan baku pembuatan sosis, kornet, dan nugget bisa saja dicampur dengan daging yang kualitasnya kurang bagus, terutama daging-daging yang menempel pada tulang. Selain itu, suatu produk dari industri pangan, termasuk nugget, sosis, dan kornet dapat dijual di pasaran, jika telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Persyaratan tersebut menyangkut aspek bahan baku, bahan tambahan pangan (seperti pemanis, pewarna, pengawet), logam berat, mikrobiologi, jenis kemasan, serta informasi yang tercantum pada label. Jika salah satu persyaratan tersebut tidak terpenuhi, produk yang bersangkutan tidak akan mendapatkan izin untuk diperdagangkan. 

Syarat mutu daging sosis dan kornet juga telah ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam kenyataannya, memang banyak produk kornet, sosis dan nugget di pasaran yang memiliki komposisi gizi jauh di bawah standar yang telah ditetapkan. Penyebabnya adalah pemakaian jumlah daging yang kurang banyak, kualitas kesegaran daging yang rendah, atau pemakaian pati/tepung yang berlebih (tidak sesuai komposisi yang umumnya berlaku). 

Sumber protein dan lemakSeperti halnya bahan dasarnya yakni daging: nugget, sosis, dan kornet punya nilai gizi tinggi. Meski komposisi gizinya bervariasi antara satu merek dengan merek lainnya, tergantung bahan yang digunakan. 

TELITI SEBELUM MEMBELI• Saat ini beredar di pasaran sebuah inovasi baru, yaitu sosis siap makan tanpa perlu dimasak atau dipanaskan terlebih dahulu.

Sosis tersebut dapat dimakan sebagai snack. Mengingat kandungan lemak sosis yang cukup tinggi, konsumsi sosis sebagai snack hendaknya memperhatikan faktor-faktor kolesterol dan penyebab obesitas. 

• Kornet kalengan dapat disimpan pada suhu kamar dengan masa simpan sekitar 2 tahun. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kerusakan citarasa, warna, tekstur, dan vitamin, akibat terjadinya reaksi-reaksi kimia. Secara umum, ciri-ciri kornet yang tidak layak dimakan adalah: cita-rasa asam; bau tidak sedap; kaleng gembung, penyok, bocor atau berkarat; produk lunak dan berwarna gelap. 

• Beli nugget pada supermarket/toko yang sistem penyimpanannya terkontrol pada suhu beku. Mengingat daya pembekuan freezer kulkas rumah tangga tidak sebaik freezer yang ada di industri, sebaiknya Anda tidak menyimpan nugget terlalu lama. Cara lain untuk menyiasatinya adalah membeli nugget sesuai keperluan (tidak dalam jumlah berlebihan). 

Karena berasal dari daging, maka kandungan utama dari ketiga produk tersebut adalah protein. Khusus pada nugget, mengingat proses pembuatannya melibatkan proses penggorengan, maka kandungan lain yang cukup berarti adalah lemak.

Asam amino unggulan pada ketiga produk adalah lisin, yaitu suatu asam amino esensial yang kadarnya sangat rendah pada bahan pangan pokok, seperti beras, jagung, ubi, sagu, dan lain-lain. Oleh karena itu, mengonsumsi nasi dengan nugget, sosis, dan kornet sebagai lauknya, sangatlah bagus ditinjau dari segi gizi. 

Cermat dan waspadaSebelum memilih nugget, sosis, dan kornet, cobalah cermati kadar natrium yang cukup tinggi (antara lain akibat penggunaan garam dapur dan garam nitrit). Caranya, bacalah label pada kemasan dan bandingkan antar-berbagai merek. Pilihan sebaiknya jatuh pada yang kadar natriumnya paling redah. 

Selain itu, waspadai juga kadar lemak dan kolesterolnya yang cukup tinggi. Penting diketahui, karena sebagian lemak tersebut berupa lemak jenuh, maka General Hospital Singapura menggolongkan sosis ke dalam makanan dengan kategori harus dikonsumsi secara hati-hati. Pertimbangannya, sosis mengandung kolesterol cukup tinggi (50-100 mg per 100 gram). Konsumsi kolesterol di atas 200 mg per hari dapat menimbulkan ancaman berbagai penyakit, seperti aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah), stroke dan penyakit jantung koroner. 

Jadi, nugget, sosis, dan kornet aman-aman saja kita konsumsi. Yang perlu diatur adalah frekuensi dan jumlah yang dimakan. Selain itu, jangan lupa imbangi dengan makan sayuran dan buah-buahan, yang sangat kaya vitamin, mineral, dan serat. Serat pangan (dietary fiber) sangat bermanfaat untuk membantu metabolisme lemak (termasuk kolesterol) agar kadarnya selalu terkendali dalam batas-batas kewajaran.***

Read Full Post | Make a Comment ( 15 so far )

Tukul Arwana dan Sofyan Djalil

Posted on 27 April 2007. Filed under: Sastra Teknologi Informasi&Komunikasi |

Hahahahahaha, hehehehehehe, hihihihihihihi, … gelak tawa suka-ria, dan rasa senang penuh canda kerap bermunculan manakala pemirsa mampir ke beranda Tukul Arwana pada sesi “Empat Mata” tayangan Trans 7, pukul 21.30-22.30 WIB, Senin s.d. Jumat.

Saya pun termasuk kepincut manteng di depan layar kalau saat itu pas lowong waktu. Enak mendengar, santai menyimak guyonan, rileks merasakan kesegaran, itu terjadi lantaran ada pemandu acara yang menghibur, mengupas setiap topik dengan enteng. Lancar, meski adakalanya agak ngawur. Kalau begitu, saya pun terpana menyaksikan Tukul Arwana seenaknya mempermainkan tokoh tertentu, mengajak candaria sembari agak serius melontarkan tagline, “Kembali ke Laptop!”

Jargon atau “jingle” promosi gratis untuk gadget perangkat Laptop atau komputer jinjing jadi kian akrab di telinga bagi masyarakat bangsa dan negara Republik Indonesia. Mau tak mau, perangkat kalangan kelas menengah-atas memasyarakat dan menjadi populer. Jarak atau distansi barang mewah mulai menurun ke tingkat menengah-bawah, bermula  sebagai barang sekunder jadi agak primer, jadi semi mewahlah. Tambahan pula Laptop yang dahulu mahal, sekarang memurah, meski tetap patut diwaspadai bagi pembeli. Jika membeli Laptop yang murah, spesifikasi pun berkaitan dengan keterbatasan kemampuan kerjanya.

Laptop pernah dicari padanan kata Indonesia menjadi komputer pangku. Bagi saya padanan kata ini agak sulit berkembang. Pasalnya, Laptop justru bagi pengguna sebaiknya menghindari memangku di antara kedua kaki. Pada ayat buku panduan ada petunjuk Laptop menggunakan tempat yang rigit, tidak mudah goyah, dan jangan gunakan sofa yang lentur. Oleh karena itu, gunakan tempat yang mantap, jauh dari pergerakan yang memengaruhi kinerja akses baterai dan kerja sistem operasinya.

Nah, kembali ke Laptop, hehehehe, Sofyan Djalil sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika pun sangat menyukai acara talk show Tukul. Bahkan ia mengaku kalah. “Soal kampanye bidang teknologi, komunikasi, serta informasi, Tukul lebih efektif. ”

Gara-gara dia, kata Sofyan Djalil, orang jadi tahu Laptop itu berguna dan bisa bikin orang pinter. “Meski telah berulang kali menggelar seminar, sarasehan, dan lokakarya, kampanye para anggota stafnya tak seampuh idiom yang selalu dipakai Tukul: kembali ke Laptop,” tandas Sofyan (Koran Tempo 27/4).***

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Buku untuk Semua Orang

Posted on 25 April 2007. Filed under: Pengumuman |

Pengantar
Bawalah dan serahkan buku-buku sumbangan Anda ke rumah kecil bekas kantor Humas di ujung Jalan Palmerah Selatan Jakarta Pusat pada 25 s.d. 27 April 2007, pukul 9.00—15.00 WIB! Selama tiga hari ada program yang mendapat dukungan waralaba makanan cepat-saji Hoka-Hoka Bento bekerja sama dengan Raja Garuda Mas (RGM) Indonesia, Kompas Gramedia, dan Masima (contents-channels). Info selengkapnya silakan hubungi Humas Kompas Gramedia 021 5480888, Humas RGM Indonesia 021 392 3189, dan Humas Masima 021 727840333. Demikian info yang saya terima dari Syantikara_Alumnus (Syantikara_Alumnus@yahoogroups.com) berkenaan dengan upaya membantu korban banjir ke-50 ribu murid se-Jakarta. Silakan simak info tambahan berikut ini.

Kompas Gramedia bersama Raja Garuda Mas Indonesia dan Masima Contents and Channels mengajak Anda semua untuk membantu tersedianya buku-buku bacaan bagi 50.000 siswa-siswi sekolah dasar di lima wilayah Jakarta yang terkena musibah banjir bulan Februari 2007 silam. Masyarakat Jakarta yang ingin menyumbang buku dapat mengikuti program “Lelang Buku” di Radio Delta 99,1 FM Jakarta atau membeli buku bacaan anak di Toko Buku Gramedia untuk langsung dimasukkan ke dalam boks yang disediakan sampai tanggal 13 Mei 2007.

Secara khusus akan dibuka pula book-drop “Buku untuk Semua” di Gelora Bung Karno, Minggu, 29 April 2007 mulai pukul 5.00 sampai 12.00 wib untuk buku-buku bekas layak baca. Tiap penyumbang akan mendapat cinderamata berupa bibit pohon langka sebagai tanda semangat pelestarian alam dan pengingat bahwa setiap buku berasal dari sebatang pohon.

Buku-buku bacaan ini akan digabungkan dengan sejuta buku tulis sumbangan Raja Garuda Mas Indonesia. Penyerahan sumbangan secara simbolis dilaksanakan Kamis, 3 Mei 2007 di Istora Senayan berkenaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Mari, bersama Kompas Gramedia, Raja Garuda Mas Indonesia dan Masima Contents and Channels, sisihkan sedikit keberuntungan kita bagi anak-anak agar mereka dapat meluaskan cakrawala pengetahuan lewat buku!

Informasi lebih lanjut mengenai program ini dapat diperoleh melalui Humas Kompas Gramedia (telepon 021 5490666), Public Relations RGMI (telepon 021 3923189), dan Delta 99,1 FM Jakarta (telepon 021 72784033).

Humas Kompas Gramedia

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

« Entri Sebelumnya

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...